SUARA RAKYAT - Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Purwakarta akan dimodifikasi. Baik dalam materi pelajaran maupun pengajar mata pelajaran tersebut.
"Mulai tahun depan pengajar PPKN ini perwira TNI, Polri dan sipil. Mereka mengajar PPKN dengan pendekatan kepada pengamalan Pancasila dan kebangsaan," ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di Pendopo Pemkab Purwakarta, Jalan Ganda Negara, Rabu (7/12).
Kebijakan ini kata dia, mengembangkan program sekolah ideologi yang digelar setiap hari Rabu setiap pekan yang diikuti pelajar SMA yang sudah berlangsung sejak 2015 dan digelar di Aula Janaka, di komplek Pendopo Pemkab Purwakarta.
Pihaknya menggandeng sejumlah dosen di Universitas Indonesia (UI) untuk melaksanakan program ini. Beda halnya dengan sekolah ideologi, para pengajar ini akan dihadirkan ke setiap sekolah jenjang SMP, karena SMA kini kewenangannya sudah dipegang Pemprov Jabar.
“Sistem pelajarannya dibuat spesifik, misalnya diskusi interaktif soal ke-Indonesia-an, nanti para pengajar memberikan stimulan wacana melalui konten animasi berisi fenomena yang melekat dengan kehidupan siswa sehari-hari,” kata Dedi menjelaskan.
Pihaknya menggandeng pengajar hingga 600 orang yang akan mengajar seminggu sekali, saat pelajaran PPKN digelar di satu sekolah. Menurutnya, selama ini PPKN berisi pelajaran teori penuh diajarkan di kelas.
"PPKN ini jadi pelajaran ideologi dan kebangsaan. Jika sebelumnya penuh teori, kini lebih ke aplikatif. Bagaimana teori cinta tanah air ini bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari pelajar, tidak soal teori saja," katanya.
Dedi mencontohkan, dalam membahas pokok bahasan cinta tanah air misalnya, pelajar tidak lagi dituntut memahami bahasan tersebut secara kognisi melainkan didorong untuk mengaplikasikannya langsung dalam kehidupan sehari-hari. Menurut dia, merawat alam dan lingkungan sekitar sekolah maupun sekitar tempat tinggal pelajar merupakan bentuk cinta tanah air.
“Kalau pelajar sejak dini diajarkan mencintai alam dan lingkungan maka disana akan lahir ketahanan lingkungan yang kuat. Secara perilaku sosial, pelajar pun harus diarahkan untuk menginternalisasi nilai-nilai toleransi, bagaimana cara menghargai teman yang memiliki pendapat yang berbeda, bagaimana cara menghargai teman yang memiliki perbedaan keyakinan. Ini kami dorong secara terus menerus sehingga muncul kekuatan kita sebagai bangsa,” ujarnya.
Program terobosan ini dilatarbelakangi oleh minimnya penanaman ideologi kebangsaan sejak dini di Indonesia. Implikasinya menurut Dedi, generasi muda tidak lagi memahami bahkan banyak diantaranya tidak lagi hafal ideologi Pancasila baik secara tekstual maupun penerapannya secara kontekstual.
“Hari ini kita lemah di bidang tekstual dan kontekstulnya. Secara teori lemah, dalam aspek aplikasinya apalagi, agar kita tidak kehilangan generasi maka ajaran Pancasila harus kembali dihidupkan di kedua hal itu,” katanya.
Ia memastikan pelajaran ideologi dan kebangsaan ini tidak menambah beban pelajar. "Enggak dong, kan ini dilakukan saat pelajaran PPKN saja, yang beda metode belajar dan pengajarnya saja, yakni dari TNI dan Polri yang menurut saya, punya penguasaan materi soal cinta tanah air lebih spesifik," ujar dia. (men)
BERITA HARI INI!!! HEBOH, PERNYATAAN SLANK: BERSIAPLAH UNTUK PARA SLANKERS
SEBENTAR LAGI KITA TURUN KE JALAN UNTUK MENDUKUNG PAK AHOK MENUJU DKI 1,
WALAUPUN BADAI SAYA HADAPI APALAGI FPI SAYA SIAP LAWAN SAMPAI TITIK
PENGHABISAN DARAH UNTUK MEMENANGKAN AHOK
-
Grup band Slank sudah menyatakan dukungannya terhadap salah satu pasangan
calon dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Terakhir, banyak yang menganggap Slank me...
8 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar